Cara Riset Kata Kunci untuk Pemula
Riset kata kunci adalah proses mengidentifikasi kata atau frasa yang diketik orang di mesin pencari (seperti Google) saat mencari informasi, produk, atau solusi.

Riset kata kunci adalah fondasi dari setiap strategi SEO dan konten digital yang sukses. Tanpa riset, Anda hanya menebak apa yang dicari audiens—dan kemungkinan besar, Anda salah.
Namun, bagi pemula, proses riset kata kunci sering terasa rumit, penuh istilah teknis, dan membingungkan. Kabar baiknya, Anda tidak perlu jadi ahli atau bayar mahal untuk memulai.
Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah cara riset kata kunci untuk pemula, mulai dari memahami niat pencarian hingga memilih tools gratis yang efektif—sehingga setiap konten yang Anda buat benar-benar ditemukan oleh orang yang tepat.
- Cara Riset Kata Kunci untuk Pemula
- 1. Apa Itu Riset Kata Kunci dan Mengapa Penting?
- 2. Pahami Jenis Niat Pencarian (Search Intent)
- 3. Langkah-Langkah Riset Kata Kunci untuk Pemula
- 4. Hindari Kesalahan Umum Pemula
- 5. Integrasi Kata Kunci ke dalam Konten dengan Alami
- 6. Evaluasi dan Perbarui Secara Berkala
- Kesimpulan
- Baca Artikel Lainnya
- Frequently Asked Questions
1. Apa Itu Riset Kata Kunci dan Mengapa Penting?
Riset kata kunci adalah proses mengidentifikasi kata atau frasa yang diketik orang di mesin pencari (seperti Google) saat mencari informasi, produk, atau solusi.
Tujuannya:
- Menulis konten yang sesuai dengan kebutuhan nyata audiens,
- Meningkatkan peluang muncul di halaman pertama Google,
- Menghindari topik yang terlalu kompetitif atau tidak relevan.
Tanpa riset kata kunci, konten Anda seperti berteriak di ruang kosong—ada, tapi tidak didengar.
2. Pahami Jenis Niat Pencarian (Search Intent)
Sebelum mencari volume, pahami mengapa seseorang mengetik kata kunci tersebut. Ada empat jenis niat pencarian utama:
- Informasional: Mencari informasi (contoh: “cara meningkatkan traffic blog”)
- Navigasional: Mencari situs tertentu (contoh: “login Surfer SEO”)
- Transaksional: Siap membeli (contoh: “diskon Surfer SEO 2025”)
- Komparatif: Membandingkan opsi (contoh: “Surfer SEO vs Ahrefs”)
Fokus pada informasional dan komparatif jika Anda membuat konten blog atau review afiliasi—karena ini adalah pintu masuk ideal sebelum konversi.
3. Langkah-Langkah Riset Kata Kunci untuk Pemula
Ikuti proses sederhana ini:
Langkah 1: Mulai dari Topik Utama Anda
Contoh: Jika niche Anda “tools marketing berbasis AI”, mulailah dengan topik seperti “AI untuk content creator”.
Langkah 2: Gunakan Google Itu Sendiri
Ketik topik Anda di Google, lalu lihat:
- Saran otomatis di kolom pencarian,
- “People also ask”,
- Hasil terkait di bagian bawah halaman.
Ini adalah data nyata dari pertanyaan pengguna—gratis dan sangat relevan.
Langkah 3: Gunakan Tools Gratis
- Google Keyword Planner (gratis, butuh akun Google Ads): untuk volume pencarian dan ide kata kunci.
- Ubersuggest (versi gratis tersedia): menampilkan volume, tingkat kesulitan, dan ide konten.
- AnswerThePublic: visualisasi pertanyaan nyata seputar topik Anda.
Langkah 4: Pilih Kata Kunci dengan Keseimbangan Realistis
Cari kata kunci dengan:
- Volume pencarian cukup (minimal 100–500/bulan),
- Tingkat kesulitan rendah–sedang,
- Relevan dengan tujuan konten Anda.
Contoh baik untuk pemula: “tools SEO untuk pemula” (bukan “SEO” yang terlalu umum dan kompetitif).
4. Hindari Kesalahan Umum Pemula
- Memilih kata kunci terlalu umum: “marketing” terlalu luas; “affiliate marketing untuk blog pemula” lebih fokus.
- Mengabaikan search intent: Jangan tulis review jika pengguna mencari tutorial.
- Fokus hanya pada volume: Kata kunci dengan volume 50 tapi sangat relevan bisa lebih menguntungkan daripada volume 5.000 yang tidak sesuai.
- Tidak mempertimbangkan panjang kata kunci: Long-tail keyword (frasa panjang) biasanya lebih mudah diperingkat dan lebih spesifik.
5. Integrasi Kata Kunci ke dalam Konten dengan Alami
Setelah memilih kata kunci, sisipkan secara alami di:
- Judul artikel (H1),
- Subjudul utama (H2),
- Paragraf pembuka,
- Meta description,
- Dan 2–3 kali di tubuh konten (jangan dipaksa).
Ingat: Tulis untuk manusia, optimalkan untuk mesin. Google kini lebih menghargai konten yang membantu—bukan yang penuh kata kunci.
6. Evaluasi dan Perbarui Secara Berkala
Riset kata kunci bukan aktivitas sekali jalan. Setiap 3–6 bulan:
- Periksa performa konten di Google Search Console,
- Lihat kata kunci yang sudah menghasilkan impresi tapi belum klik,
- Perbarui konten lama dengan kata kunci baru yang relevan.
Konten yang diperbarui sering naik peringkat lebih tinggi daripada konten baru.
Kesimpulan
Riset kata kunci bukan tentang menemukan “rahasia algoritma Google”—tapi tentang mendengarkan apa yang sebenarnya dicari audiens Anda. Dengan memahami niat pencarian, menggunakan tools gratis secara cerdas, dan memilih kata kunci yang realistis, Anda bisa membuat konten yang tidak hanya ranking, tapi juga benar-benar membantu dan mengonversi.
Di Marketing Expertist, kami percaya bahwa konten terbaik lahir dari empati—dan riset kata kunci adalah cara paling praktis untuk membangunnya. Mulailah hari ini, bahkan dengan tools paling sederhana, karena setiap kata kunci yang tepat adalah pintu menuju audiens yang tepat.
Baca Artikel Lainnya
Strategi Omnichannel vs Multichannel Marketing: Mana yang Lebih Efektif?
Perbedaan SEO On-Page dan Off-Page
Apa Itu SEO dan Mengapa Penting untuk Affiliate Marketer?



